Kamis, 18 September 2008

Convert Semua Dokumen Ms.Office ke Format OpenOffice.org

Selasa, 1 April 2008 - 9:31 am

Migrasi menggunakan OpenOffice.org sangat disarankan untuk mengubah seluruh data yang kita miliki dari format Ms.Office ke format OpenOffice.org. Hal ini dilakukan agar dokumen yang kita miliki dapat terbaca dan dapat selalu digunakan terus menerus dengan baik.

Untuk mengkonversi semua dokumen Ms.Office ke format OpenOffice.org, pilih menu File -> Wizard -> Document Converter


Selanjutnya anda dapat memilih jenis dokumen dan folder lokasi dokumen msOffice (word, excel, dan PowerPoint). Dalam uji coba, dokumen terkonversi dengan baik, kecuali untuk dokumen yang menggunakan macro dan mail merge.

Metode data mailmerge antara OpenOffice.org dan Ms.Office berbeda, sehingga anda harus membuat kembali mailmerge tersebut dengan beberapa langkah sederhana. Perhatikan video tutorial berikut ini . Sedangkan untuk dokumen Macro, karena menggunakan bahasa pemograman yang berbeda (OpenOffice menggunakan java), macro dari Msoffice tidak dapat berjalan normal. Masih belum ada solusi untuk masalah macro, selain meng-kode ulang

Popularity: 74% [?]

5 Responses to “Convert Semua Dokumen Ms.Office ke Format OpenOffice.org”

  • dili on April 5th, 2008 1:58 pm

Bagaimana konvert msoffice ke openoffice agar semua link antar filanya tidak error. akau coba yang dikasih contoh ini linknya gak Jalan semua

  • dili on April 5th, 2008 1:59 pm

Bagaimana konvert msoffice ke openoffice agar semua link antar filenya tidak error. akau coba yang dikasih contoh ini linknya gak Jalan semua.

tanks B4

  • andra on April 14th, 2008 12:14 pm

Kalau menurut saya tidak perlu di konvert juga bisa kok, data yagn di Word secara oromatis akan terbaca di OO Writer, jadi gak masalah…Terus kalau data yang dibuat di OO Writer supaya dapat dibaca oleh Word, maka saat penyimpanan harus di rubah type file nya.!

  • 

  • Kardiman on Mei 29th, 2008 2:08 pm

Data saya sebagian besar menggnakan data base dan untuk hasil print outnya
menggunakan aplikasi yang saya buat dengan visual dbase.
apakah dat dan aplikasi tersebut dapat di alihkan ke operasi Linux ?
Mohon penjelasan
terima kasih

Sepertinya untuk aplikasi khusus memerlukan survey terlebih dahulu

Klo saya pribadi masih menyimpan file² office dgn ekstensi normalnya (doc,xls,ppt) karena OO masih dapat mengenalinya. namun untuk beberapa file penting disimpan dlm format OO terlebih untuk menghindari ulah virus. Jadi mending klo itu file masih universal, save as type microsoft aja. tapi klo itu file pribadi saran saya pake format OO.

regards.


Share Koneksi Internet FastNet

Akhir-akhir ini, kami, yang notabene anak kos, merasakan bahwa bandwidth merupakan kebutuhan yang mendesak untuk dinobatkan sebagai salah satu kebutuhan primer umat manusia. Kebetulan mayoritas penghuni kos di sini merupakan alumni NOC sebuah NAP ternama yang saat ini sedang beralih menjadi perusahaan telekomunikasi yang terbiasa dengan bandwidth yang melimpah-ruah. Kami menyadari, cepat atau lambat sakaw ini pasti akan datang.

Untuk itulah, dalam beberapa minggu terakhir kami mulai membandingkan penawaran-penawaran dari semua provider yang tersedia. Saat awal pencarian, keyword yang digunakan adalah unlimited access (say-no to volume-based) dan bandwidth ke IIX yang maksimal. Belakangan bertambah lagi 1 keyword : pingtime ke IIX. Awalnya memang kami hanya mencari koneksi IIX karena koneksi international bisa lewat proxy di kantor

Setelah menjalani hari-hari penuh kerutan wajah dan perdebatan sengit untuk menentukan provider yang akan digunakan, akhirnya dipilihlah FastNet dari First Media sebagai tambatan hati. Untuk menghemat biaya, kami pilih paket 768 karena dijanjikan mendapatkan throughput IIX 768kbps dan -yang paling penting- free sewa modem . Kebetulan kami sudah menyewa layanan TV kabel dari provider yang sama sehingga proses instalasi tidak berbelit. Cukup 2 kali telp CS, pada hari yang dijanjikan bandwidth sudah mengalir ke kontrakan kami di Petogogan, Kebayoran Baru.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa layanan ini hanya diperbolehkan untuk 1 PC, tidak boleh di-share. Entah apa yang menjadi alasan sang penyedia layanan, tapi yang jelas kami semua sudah sepakat bahwa bandwidth adalah hak setiap bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan atas nama bandwidth harus dihapuskan.

Singkat cerita, selama 2 hari pertama, kami share menggunakan ICS bawaan XP dan Internet Sharing di Mac. Ketiadaan infrastruktur yang memadai telah menyebabkan hilangnya kepraktisan dalam berhubungan internet (halah). Pada awal keberadaannya, UTP dari modem masuk ke salah satu laptop lalu di-share via WiFi menggunakan ICS. Sebagai warga ternista di sini, saya hanya memiliki PC tanpa wireless device sehingga untuk bisa online, saya harus menunggu user lain down (baca : tidur), baru bisa memindahkan kabel UTP dari cable modem. Sungguh nista Saudara-Saudara.

Esoknya saya berinisiatif membeli seperangkat alat sholat dan sepucuk PCI ethernet card tunai. UTP dari cable modem masuk ke eth0, lalu eth1 masuk ke ethernet-hub (pinjaman), share menggunakan ICS. Salah seorang dari kami berhasil membujuk manager warehouse di kantornya, operator seluler terbesar di Indonesia, untuk meminjam wireless hub + built-in DHCP server. Sampai di sini, semuanya terlihat baik-baik saja dan kami semua tertawa bahagia bagai orang epilepsi.

Kerasnya peta persaingan di dunia persilatan selanjutnya membawa kami ke dalam kehancuran. Kami memang bekerja di perusahaan yang berbeda, antara lain vendor, operator, integrator, dan tukang molor. Masalahnya, job description kami semua rata-rata sama : Manager, alias download manager. Hal ini diperparah dengan meluasnya wabah p2p di 

lingkungan kami yang berlanjut menjadi epidemi massal. Bayangkan, beberapa host di sini mendownload file yang sama dalam jaringan p2p, dengan tracker yang sama! OMFG!!! Akibatnya bisa dibayangkan router, yang juga merupakan PC yang saya gunakan untuk maen game online, MABOK!

Sebagai router manager, jelas PC saya ini yang dikambinghitamkan. #!#!$#$%#@#$#!@%((*&!!!!!

Selanjutnya saya pergi bertapa di bawah pohon durian. Alkisah di tengah pertapaan, seorang bidadari cantik turun ke kepala saya bak durian runtuh. Dari sana akhirnya saya putuskan untuk menggunakan vmware untuk diinstall sebuah router. PC saya cukup digunakan maen game saja tanpa memikirkan routing. Sampai di sini terjadi perdebatan sengit karena ada 3 kubu yang saling bertentangan di kontrakan kami. Kubu pertama, Juniwel Juniper yang dimotori Sang Obsesi Integrator. Kubu kedua didukung penuh oleh Cisco sebagai router utama sebuah NAP ternama, walaupun hanya sebongkah router bekas bantingan. Kubu ketiga terdiri dari orang-orang aneh yang menganggap serius bualan ini.

OK, kita mulai. Pertama, install vmware. Kedua, install debian di vmware, dilengkapi dengan 2 ethernet virtual yang bridged ke salah satu ethernet (ethernet yang baru dibeli jadi mubazir). Ketiga, compile kernel.

Setelah instalasi base system debian, kemudian login root lalu set MAC address eth0 di debian agar bisa diterima oleh cable modem.
seno@debby:~$ sudo bash
root@debby:~# ifconfig eth0 down
root@debby:~# ifconfig eth0 hw ether 00:11:09:c0:aa:aa

Set eth1 di debian dengan IP private sebagai gateway LAN (edit /etc/network/interfaces)
iface eth1 inet static
address 192.168.0.1
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.0.255
dns-nameservers 202.43.160.50

Restart service networking
root@debby:~# /etc/init.d/networking restart
Reconfiguring network interfaces...There is already a pid file /var/run/dhclient.eth0.pid with pid 1672
killed old client process, removed PID file
Internet Systems Consortium DHCP Client V3.0.4
Copyright 2004-2006 Internet Systems Consortium.
All rights reserved.
For info, please visit http://www.isc.org/sw/dhcp/

Listening on LPF/eth0/00:11:09:c0:aa:aa
Sending on LPF/eth0/00:11:09:c0:aa:aa
Sending on Socket/fallback
DHCPRELEASE on eth0 to 10.255.9.23 port 67


send_packet: Network is unreachable
send_packet: please consult README file regarding broadcast address.
Internet Systems Consortium DHCP Client V3.0.4
Copyright 2004-2006 Internet Systems Consortium.
All rights reserved.
For info, please visit http://www.isc.org/sw/dhcp/

Listening on LPF/eth0/00:11:09:c0:aa:aa
Sending on LPF/eth0/00:11:09:c0:aa:aa
Sending on Socket/fallback
DHCPDISCOVER on eth0 to 255.255.255.255 port 67 interval 4
ip length 332 disagrees with bytes received 336.
accepting packet with data after udp payload.
DHCPOFFER from 10.16.40.1
DHCPREQUEST on eth0 to 255.255.255.255 port 67
ip length 332 disagrees with bytes received 336.
accepting packet with data after udp payload.
DHCPACK from 10.16.40.1
bound to 61.247.x.xx -- renewal in 12696 seconds.
done.

Aktifkan ip forwarding.
root@debby:~# echo "1" > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Bikin NAT dengan iptables.
root@debby:~# iptables -t nat -A POSTROUTING -s 192.168.0.0/24 -o eth0 -j SNAT --to 61.247.x.xx

Selesai. Sekarang semua host, termasuk PC saya tinggal pasang IP private dengan gateway eth1 debian

Tak lupa masukkan script ganti MAC addr, packet forwarding, dan iptables agar di-load saat startup debian.

Tapi neraka itu belum juga pergi. Hanya bertahan 3 hari, Windows di PC ini terkena serangan virus brutal yang menyerang semua file di memory, termasuk vmware

Akhirnya, sejak kemarin (tadi) sore, PC beralih menggunakan hackintosh dengan debian terinstall via Parallels Desktop. Trus gimana caranya maen game kalo begini?

Ini foto NOC dadakan di kontrakan kami




» Silakan tinggalkan komentar, atau melakukan trackback dari situs Anda.

25 Komentar

  1. dedenf berkata:
    26 September 2007 pada 12.44 pm

sariawan?

  1. ineb berkata:
    26 September 2007 pada 1.09 pm

walah kok semrawot ngunu kablinge, sopo toh ikiy sing nggarap
sampinge dispenser pisan

ati2…
kecipratan banyu thithik bledak

  1. Seno berkata:
    26 September 2007 pada 2.08 pm



Ah pantes tiba-tiba koneksi di rumah nge-lag….ada DEDEN!!

**tendang fakir benwit**

@Deden
Den, sekarang nasib gw sama kayak elu, fakir benwit….sakaw euy

  1. elmogran? berkata:
    26 September 2007 pada 9.53 pm

oh.. ini toh masalahnya.. sehingga kemarin tanya soal toast di mac.. *loh*

  1. kikok berkata:
    26 September 2007 pada 10.59 pm

kirain cisco routernya

  1. Gesty berkata:
    27 September 2007 pada 10.17 am

Hummm… (manggut2 jugak..)
beberapa perangkat plus koneksi internasnya..barokah gak yo kuwi……

  1. koncoe Seno berkata:
    29 September 2007 pada 12.08 am

kabel semrawut ngunu di poto, sing nginstal gobl*k …. hehehehe
eh senen iki wireles-e di balekne … wes ditagih sing duwe

  1. juniwel berkata:
    29 September 2007 pada 3.56 am

iku dispenser buat pendingin NOC ? opo pemanas NOC (dipenser murahan)

  1. wahyoo berkata:
    8 October 2007 pada 9.59 am

komentare sadis2 rek hahaha, tapi asli semrawut sekali huahaha

  1. keny berkata:
    15 November 2007 pada 8.01 pm

waduhhhhhhhhhh,,,tuw kabel kusut bener dah,
kaya mukanya yg bikin,,,hahaha
jangan d masukin dlm hati yaaaa

  1. Nicky berkata:
    18 November 2007 pada 9.22 am



bisa kaga fastnet ganti ip? jadi kita mau gantin ip kita tapi tidak harus dengan tlp ke fastnet minta clear host.. gmn?

  1. Rahardianto Seno berkata:
    20 November 2007 pada 10.52 am

#Mas Nicky,
IP public yang diberikan server DHCP fastnet itu automatically released, jadi tidak bisa diganti sendiri

  1. Yudhi berkata:
    26 November 2007 pada 5.36 pm

Mas Seno,
Mo tanya, saya jg pengguna Fastnet 384 di daerah Kebayoran Baru. Saya ingin tahu, apakah speednya kalo malam hari (hari kerja) dan hari Sabtu dan Minggu. menurun 50%? Soalnya di tempat saya begini keadaannya, sudah laporan ke CS tapi belom ada follow-upnya. Thanks ya.

  1. Rahardianto Seno berkata:
    26 November 2007 pada 9.47 pm

#Mas Yudhi,

Seharusnya kita tidak bisa berharap banyak pada koneksi murah seperti ini. Laporan ke CS tentu saja tidak akan mendapat follow-up apapun, karena memang ini kondisi normal. Mungkin memang kapasitas bandwidth pada saat itu sedang penuh.

Sabar saja lah…selama lebih kenceng daripada telkomnet

Tapi saya mungkin cukup beruntung, speed hampir selalu stabil

  1. Yudhi berkata:
    27 November 2007 pada 2.58 pm

Iya sih, kalo dibanding telkomnet yg slow dan mahal, memang masih lebih oke Fastnet… cuma saya ngiri sama org yg bisa dapat full speed almost all the time kayak mas Seno. Mungkin tetangga saya ada yg maniak download jg kayak saya

  1. Agus Dani berkata:
    13 December 2007 pada 1.35 pm

Kenapa gak share langsung aja dari router wifi ? Gak perlu repot setup PC lagi utk share.
Saya sudah coba pake router LinkSys dan Asus bisa berhasil.

  1. sweetcherry berkata:
    14 December 2007 pada 7.29 am



sy udah make fastnet…setelah dipasang memang tidak ada kendali..
tapi saat di share make wingate kok gak bisa2??
apa fast net gak bisa kerjasama ama wingate buat sharing??

  1. Rahardianto Seno berkata:
    15 December 2007 pada 9.27 am

# Mas Agus Dani,
Sekarang harga router sendiri berapa? Kalo bisa gratis, kenapa ngga?

# Mas/Mbak Sweetcherry,
Mungkin ada yang salah di konfigurasi pc router atau di wingate

  1. MuH berkata:
    27 January 2008 pada 9.27 pm

bos,gw baru langganan fastnet yang 768kbps,mo gw share ke laptop gw.cara paling enak n murah gmana y?boleh wireless boleh kabel,tapi kalo bisa sih wireless…
tolong juga tulis router merk n seri apa yang harus gw beli,skalian cara instalasi n settingannya juga y….

kasi jawabannya boleh lewat email..

thanks before…

  1. aryo berkata:
    18 February 2008 pada 11.32 am

kalo hub ke fast ehernet dilepas trus dikembalikan ke port hub yang lain perlu diset ulang ga?

  1. Rahardianto Seno berkata:
    19 February 2008 pada 10.59 am

#Mas Aryo,

Tidak perlu diset ulang kok

  1. nashroel berkata:
    2 April 2008 pada 10.19 am

Mas, mo numpang tanya neh…
Saya kan share koneksi internet pake internet connection sharing (ics) bawaan windows xp.. saya dah bisa browse lewat 2 pc. Nah, trus beberapa hari ini (2-3 hari) saya gak browsing..dan begitu saya coba browsing hari ini, saya liat ip nya dah berupa dan pc klien gak bisa ngakses internet sekarang…status di networknya cuman trying to aquire ip address…(lampu networknya blinking)
Apa ada pengaruhnya ya perubahan ip di host computer dengan koneksi di pc klien dalam ics… ??


Trus, kira-kira gimana ya solusinya supaya komputer klien bisa ngakses internet lagi
Thanks sebelumnya.

  1. dd berkata:
    22 April 2008 pada 12.28 am

Mas Seno,

Kocak tulisannya.. hahah…

Mo nanya,
saya juga pasang fastNet 768 kpbs. Cable modem dikasih pinjam oleh fastNet, SB5120.

Dari cable modem keluar ke komputer nic.
Di komputer terbuka port-port tertentu, misalnya remote desktop.

Saya ngga bisa konek dari luar untuk masuk ke remote desktop komputer (lokal). Gimana supaya bisa?

Trims.

  1. Bayu Lesmana berkata:
    2 May 2008 pada 11.32 am

Mas Seno, sebelumnya salam kenal. Saya pasang Fastnet juga yang 384, lumayan speednya. Masalahnya saya pingin bisa pake di notebook dan PDA yang notabene ada wifinya. Ada saran dari teknisi yang waktu itu masang, tinggal langsung beli alat wifinya aja, colok langsung bisa di share, apa bener semudah itu? Kalau iya, ada referensi alat wifi yang murah meriah tapi nggak jelek2 banget?

Thanks mas
bylesmana

  1. Rahardianto Seno berkata:
    17 May 2008 pada 11.53 pm

#Mas Nashroel,
Itu kemungkinan salah setting di PC client, IP di-set menggunakan DHCP. Solusinya, IP PC client di-set static saja, dengan range 192.168.0.2 - 192.168.0.254.

#Mas dd,
Coba gunakan Dynamic DNS, misalnya solusi gratisan dari http://www.dyndns.com/

#Mas Bayu Lesmana,
Solusi yang mudah dan (cukup) murah, bisa menggunakan router wifi misalnya Linksys WRT54G/GL/GS/GC, Corega, dll. Settingnya cukup mudah, ada wizard-nya. Harga <>




Tidak ada komentar: