Rabu, 24 September 2008

WinXP Bajakan Jadi Aslee



Wah,
banyak banget cara supaya bikin Windows jadi Aslee.. ampe ada 3 cara
gini… ini cara yg ketiga, lebih gampang..tinggal klak-klik doang, jadi
dech asle.. ^^



1. Okeh, Pertama Donlot Sofware “keyfinder.exe” dan “Microsoft Genuine Advantage Diagnostic Tool.exe”, program ini bisa di dapetin di alamat http://members.tripod.co.uk/zerroknight/WinXPAslee.rar.
(”Microsoft Genuine Advantage Diagnostic Tool.exe” Merupakan Software
dari Microsoft, km juga bisa donlot software ini di alamat webnya http://www.microsoft.com).





2. Extract File  yg dah di donlot tadi ke tempat terserah km mau, n tau lokasinya di mana…



3. Cek dulu aja Windows km Aslee Ato ga, dengan menjalankan Software
“Microsoft Genuine Advantage Diagnostic Tool.exe” nah ketauaan khan
kalo Windows XP km bajakan asle ato ga (genuine ato ga).



4. kalo Asle alias genuine, close Software ini n buang aja software
yg gua kasih.. tapi kalo ga genuine, ikutin langkah berikutnya.



5. Jalanin Software keyfinder.exe, lalu Klik Option selanjutnya Klik Change Windows Key. lalu masukin Key ini (F4297-RCWJP-P482C-YY23Y-XH8W3).



6. Klik Tombol Change, lalu bakal ada jendela pemberitahuan Windows Key udah diganti… Klik OK. n Kelar Dari Program



7. Jalanin Lagi software  “Microsoft Genuine Advantage
Diagnostic Tool.exe” Liat “Genuine Validation Status” Kalo terlihat
tulisan warna ijo dan bertuliskan Genuine, Selamat km berhasil Meruba
Windows XP km jadi Aslee. kalo masih belum, restart komputer, n cek
lagi… n selamat km bisa Update Windows XP km, Donlot IE7, Windows Media
Player 11, software-software  dari webnya microsoft, dll..





how-to-change-key.jpg





secara analisa gua, windows asli diliat dari serial numbernya, n software keyfinder.exe ini
bisa menganalisa key dari Windows. jadi kalo mau dapetin key Asli
windows, maen aja ke warnet yg pake windows asle, truz ambil aja
serialnya.. hehehe..truz pake dech di windows km.. oke kan… jangan
lupa, daftarin windows km ke microsoft okeh… ^^



Boer’Z




Cara Redirrect Situs

Cara Redirect Situs

Karena satu dan lain hal kita ingin mengarahkan orang untuk membuka situs lain saat membuka situs kita. Istilah teknisnya redirect. Alasan tersebut bisa meliputi:
  1. Ganti ke alamat baru. Jadi saat orang buka alamat lama otomatis masuk ke alamat baru
  2. Digunakan untuk hasil proses suatu form Biar orang tidak dapat mengulang proses suatu form hanya dengan klik refresh maka hail proses tersebut diredirect ke halaman tertentu. Halaman terima kasih misalnya.

Ada beberapa cara melakukan Redirect halaman web. Pada prinsipnya semuanya mudah kok. Asal kita mau mempelajarinya. Cara tersebut antara lain:
  1. Meta Refresh
  2. Javascript

1. Meta Refresh


Put this code into your page that you want to redirect


    <meta http-equiv="refresh" content="second; URL=other_url">


second = berapa detik halaman ingin dialihkan. Misalnya 2
other_url = Halaman baru yang akan dikunjungi user

Taruh script tersebut diantara


    <head>

    </head>



Dalam beberapa kasus kadang sebuah browser tidak mau otomatis redirect ke situs yang kita inginkan. Untuk mengatasinya kamu bisa menambahkan alamat situs yang ingin dituju. Dengan kata lain orang harus klik link tersebut untuk menuju halaman yang dimaksud.
Berikut contohnya


    <html>
    <head>
    <title>You'll be redirected after 2 seconds</title>
    <meta http-equiv="refresh" content="2; URL=http://hardhono.melesat.com">
    </head>

    <body>
    <a href="http://hardhono.melesat.com">Klik di sini.</a> bila Anda tidak otomatis pindah ke halaman baru dalam waktu 2 menit
    </body>
    </html>



Jika ingin langsung redirect tanpa ada jeda waktu hanya perlu mengganti content="0;


2. Javascript

Dengan Java script kamu juga bisa membuat halaman yang otomatis redirect ke halaman tertentu. Berikut contohnya

Tanpa jeda waktu


    <html>
    <head>
    <title>You'll be redirected</title>
    <script type="text/javascript">
    <!–
    window.location = "http://hardhono.melesat.com"
    //–>
    </script>

    <body>
    If your browser doesn’t automatically redirect,
    please <a href="http://hardhono.melesat.com"&gtclick here.</a>
    </body>
    </html>



Dengan jeda waktu


    <html>
    <head>
    <title>You'll be redirected after 2 seconds</title>
    <script type="text/javascript">
    <!–
    window.setTimeout('window.location="http://hardhono.melesat.com"; ',2000);
    //–>
    </script>

    <body>
    If your browser doesn't automatically redirect,
    please <a href="http://hardhono.melesat.com"&&gt;click here.</a>
    </body>
    </html>



Angka 2000 diartikan milisecond atau dapat diartikan 2 detik. Jika ingin men-set 10 tinggal menggantinya menjadi 10000.

Selamat Mencoba.

Yahoo Messenger Multi Login

  1. Start >> Run…>> regedit
  2. Buka HKEY_CURRENT_USER >> Software >> yahoo >> pager >> test
  3. Pada sebelah kanan, klik kanan >> New >> DWORD value
  4. Beri nama Plural tekan enter 2 kali dan berikan nilai 1.

Kamis, 18 September 2008

Convert Semua Dokumen Ms.Office ke Format OpenOffice.org

Selasa, 1 April 2008 - 9:31 am

Migrasi menggunakan OpenOffice.org sangat disarankan untuk mengubah seluruh data yang kita miliki dari format Ms.Office ke format OpenOffice.org. Hal ini dilakukan agar dokumen yang kita miliki dapat terbaca dan dapat selalu digunakan terus menerus dengan baik.

Untuk mengkonversi semua dokumen Ms.Office ke format OpenOffice.org, pilih menu File -> Wizard -> Document Converter


Selanjutnya anda dapat memilih jenis dokumen dan folder lokasi dokumen msOffice (word, excel, dan PowerPoint). Dalam uji coba, dokumen terkonversi dengan baik, kecuali untuk dokumen yang menggunakan macro dan mail merge.

Metode data mailmerge antara OpenOffice.org dan Ms.Office berbeda, sehingga anda harus membuat kembali mailmerge tersebut dengan beberapa langkah sederhana. Perhatikan video tutorial berikut ini . Sedangkan untuk dokumen Macro, karena menggunakan bahasa pemograman yang berbeda (OpenOffice menggunakan java), macro dari Msoffice tidak dapat berjalan normal. Masih belum ada solusi untuk masalah macro, selain meng-kode ulang

Popularity: 74% [?]

5 Responses to “Convert Semua Dokumen Ms.Office ke Format OpenOffice.org”

  • dili on April 5th, 2008 1:58 pm

Bagaimana konvert msoffice ke openoffice agar semua link antar filanya tidak error. akau coba yang dikasih contoh ini linknya gak Jalan semua

  • dili on April 5th, 2008 1:59 pm

Bagaimana konvert msoffice ke openoffice agar semua link antar filenya tidak error. akau coba yang dikasih contoh ini linknya gak Jalan semua.

tanks B4

  • andra on April 14th, 2008 12:14 pm

Kalau menurut saya tidak perlu di konvert juga bisa kok, data yagn di Word secara oromatis akan terbaca di OO Writer, jadi gak masalah…Terus kalau data yang dibuat di OO Writer supaya dapat dibaca oleh Word, maka saat penyimpanan harus di rubah type file nya.!

  • 

  • Kardiman on Mei 29th, 2008 2:08 pm

Data saya sebagian besar menggnakan data base dan untuk hasil print outnya
menggunakan aplikasi yang saya buat dengan visual dbase.
apakah dat dan aplikasi tersebut dapat di alihkan ke operasi Linux ?
Mohon penjelasan
terima kasih

Sepertinya untuk aplikasi khusus memerlukan survey terlebih dahulu

Klo saya pribadi masih menyimpan file² office dgn ekstensi normalnya (doc,xls,ppt) karena OO masih dapat mengenalinya. namun untuk beberapa file penting disimpan dlm format OO terlebih untuk menghindari ulah virus. Jadi mending klo itu file masih universal, save as type microsoft aja. tapi klo itu file pribadi saran saya pake format OO.

regards.


Share Koneksi Internet FastNet

Akhir-akhir ini, kami, yang notabene anak kos, merasakan bahwa bandwidth merupakan kebutuhan yang mendesak untuk dinobatkan sebagai salah satu kebutuhan primer umat manusia. Kebetulan mayoritas penghuni kos di sini merupakan alumni NOC sebuah NAP ternama yang saat ini sedang beralih menjadi perusahaan telekomunikasi yang terbiasa dengan bandwidth yang melimpah-ruah. Kami menyadari, cepat atau lambat sakaw ini pasti akan datang.

Untuk itulah, dalam beberapa minggu terakhir kami mulai membandingkan penawaran-penawaran dari semua provider yang tersedia. Saat awal pencarian, keyword yang digunakan adalah unlimited access (say-no to volume-based) dan bandwidth ke IIX yang maksimal. Belakangan bertambah lagi 1 keyword : pingtime ke IIX. Awalnya memang kami hanya mencari koneksi IIX karena koneksi international bisa lewat proxy di kantor

Setelah menjalani hari-hari penuh kerutan wajah dan perdebatan sengit untuk menentukan provider yang akan digunakan, akhirnya dipilihlah FastNet dari First Media sebagai tambatan hati. Untuk menghemat biaya, kami pilih paket 768 karena dijanjikan mendapatkan throughput IIX 768kbps dan -yang paling penting- free sewa modem . Kebetulan kami sudah menyewa layanan TV kabel dari provider yang sama sehingga proses instalasi tidak berbelit. Cukup 2 kali telp CS, pada hari yang dijanjikan bandwidth sudah mengalir ke kontrakan kami di Petogogan, Kebayoran Baru.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa layanan ini hanya diperbolehkan untuk 1 PC, tidak boleh di-share. Entah apa yang menjadi alasan sang penyedia layanan, tapi yang jelas kami semua sudah sepakat bahwa bandwidth adalah hak setiap bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan atas nama bandwidth harus dihapuskan.

Singkat cerita, selama 2 hari pertama, kami share menggunakan ICS bawaan XP dan Internet Sharing di Mac. Ketiadaan infrastruktur yang memadai telah menyebabkan hilangnya kepraktisan dalam berhubungan internet (halah). Pada awal keberadaannya, UTP dari modem masuk ke salah satu laptop lalu di-share via WiFi menggunakan ICS. Sebagai warga ternista di sini, saya hanya memiliki PC tanpa wireless device sehingga untuk bisa online, saya harus menunggu user lain down (baca : tidur), baru bisa memindahkan kabel UTP dari cable modem. Sungguh nista Saudara-Saudara.

Esoknya saya berinisiatif membeli seperangkat alat sholat dan sepucuk PCI ethernet card tunai. UTP dari cable modem masuk ke eth0, lalu eth1 masuk ke ethernet-hub (pinjaman), share menggunakan ICS. Salah seorang dari kami berhasil membujuk manager warehouse di kantornya, operator seluler terbesar di Indonesia, untuk meminjam wireless hub + built-in DHCP server. Sampai di sini, semuanya terlihat baik-baik saja dan kami semua tertawa bahagia bagai orang epilepsi.

Kerasnya peta persaingan di dunia persilatan selanjutnya membawa kami ke dalam kehancuran. Kami memang bekerja di perusahaan yang berbeda, antara lain vendor, operator, integrator, dan tukang molor. Masalahnya, job description kami semua rata-rata sama : Manager, alias download manager. Hal ini diperparah dengan meluasnya wabah p2p di 

lingkungan kami yang berlanjut menjadi epidemi massal. Bayangkan, beberapa host di sini mendownload file yang sama dalam jaringan p2p, dengan tracker yang sama! OMFG!!! Akibatnya bisa dibayangkan router, yang juga merupakan PC yang saya gunakan untuk maen game online, MABOK!

Sebagai router manager, jelas PC saya ini yang dikambinghitamkan. #!#!$#$%#@#$#!@%((*&!!!!!

Selanjutnya saya pergi bertapa di bawah pohon durian. Alkisah di tengah pertapaan, seorang bidadari cantik turun ke kepala saya bak durian runtuh. Dari sana akhirnya saya putuskan untuk menggunakan vmware untuk diinstall sebuah router. PC saya cukup digunakan maen game saja tanpa memikirkan routing. Sampai di sini terjadi perdebatan sengit karena ada 3 kubu yang saling bertentangan di kontrakan kami. Kubu pertama, Juniwel Juniper yang dimotori Sang Obsesi Integrator. Kubu kedua didukung penuh oleh Cisco sebagai router utama sebuah NAP ternama, walaupun hanya sebongkah router bekas bantingan. Kubu ketiga terdiri dari orang-orang aneh yang menganggap serius bualan ini.

OK, kita mulai. Pertama, install vmware. Kedua, install debian di vmware, dilengkapi dengan 2 ethernet virtual yang bridged ke salah satu ethernet (ethernet yang baru dibeli jadi mubazir). Ketiga, compile kernel.

Setelah instalasi base system debian, kemudian login root lalu set MAC address eth0 di debian agar bisa diterima oleh cable modem.
seno@debby:~$ sudo bash
root@debby:~# ifconfig eth0 down
root@debby:~# ifconfig eth0 hw ether 00:11:09:c0:aa:aa

Set eth1 di debian dengan IP private sebagai gateway LAN (edit /etc/network/interfaces)
iface eth1 inet static
address 192.168.0.1
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.0.255
dns-nameservers 202.43.160.50

Restart service networking
root@debby:~# /etc/init.d/networking restart
Reconfiguring network interfaces...There is already a pid file /var/run/dhclient.eth0.pid with pid 1672
killed old client process, removed PID file
Internet Systems Consortium DHCP Client V3.0.4
Copyright 2004-2006 Internet Systems Consortium.
All rights reserved.
For info, please visit http://www.isc.org/sw/dhcp/

Listening on LPF/eth0/00:11:09:c0:aa:aa
Sending on LPF/eth0/00:11:09:c0:aa:aa
Sending on Socket/fallback
DHCPRELEASE on eth0 to 10.255.9.23 port 67


send_packet: Network is unreachable
send_packet: please consult README file regarding broadcast address.
Internet Systems Consortium DHCP Client V3.0.4
Copyright 2004-2006 Internet Systems Consortium.
All rights reserved.
For info, please visit http://www.isc.org/sw/dhcp/

Listening on LPF/eth0/00:11:09:c0:aa:aa
Sending on LPF/eth0/00:11:09:c0:aa:aa
Sending on Socket/fallback
DHCPDISCOVER on eth0 to 255.255.255.255 port 67 interval 4
ip length 332 disagrees with bytes received 336.
accepting packet with data after udp payload.
DHCPOFFER from 10.16.40.1
DHCPREQUEST on eth0 to 255.255.255.255 port 67
ip length 332 disagrees with bytes received 336.
accepting packet with data after udp payload.
DHCPACK from 10.16.40.1
bound to 61.247.x.xx -- renewal in 12696 seconds.
done.

Aktifkan ip forwarding.
root@debby:~# echo "1" > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

Bikin NAT dengan iptables.
root@debby:~# iptables -t nat -A POSTROUTING -s 192.168.0.0/24 -o eth0 -j SNAT --to 61.247.x.xx

Selesai. Sekarang semua host, termasuk PC saya tinggal pasang IP private dengan gateway eth1 debian

Tak lupa masukkan script ganti MAC addr, packet forwarding, dan iptables agar di-load saat startup debian.

Tapi neraka itu belum juga pergi. Hanya bertahan 3 hari, Windows di PC ini terkena serangan virus brutal yang menyerang semua file di memory, termasuk vmware

Akhirnya, sejak kemarin (tadi) sore, PC beralih menggunakan hackintosh dengan debian terinstall via Parallels Desktop. Trus gimana caranya maen game kalo begini?

Ini foto NOC dadakan di kontrakan kami




» Silakan tinggalkan komentar, atau melakukan trackback dari situs Anda.

25 Komentar

  1. dedenf berkata:
    26 September 2007 pada 12.44 pm

sariawan?

  1. ineb berkata:
    26 September 2007 pada 1.09 pm

walah kok semrawot ngunu kablinge, sopo toh ikiy sing nggarap
sampinge dispenser pisan

ati2…
kecipratan banyu thithik bledak

  1. Seno berkata:
    26 September 2007 pada 2.08 pm



Ah pantes tiba-tiba koneksi di rumah nge-lag….ada DEDEN!!

**tendang fakir benwit**

@Deden
Den, sekarang nasib gw sama kayak elu, fakir benwit….sakaw euy

  1. elmogran? berkata:
    26 September 2007 pada 9.53 pm

oh.. ini toh masalahnya.. sehingga kemarin tanya soal toast di mac.. *loh*

  1. kikok berkata:
    26 September 2007 pada 10.59 pm

kirain cisco routernya

  1. Gesty berkata:
    27 September 2007 pada 10.17 am

Hummm… (manggut2 jugak..)
beberapa perangkat plus koneksi internasnya..barokah gak yo kuwi……

  1. koncoe Seno berkata:
    29 September 2007 pada 12.08 am

kabel semrawut ngunu di poto, sing nginstal gobl*k …. hehehehe
eh senen iki wireles-e di balekne … wes ditagih sing duwe

  1. juniwel berkata:
    29 September 2007 pada 3.56 am

iku dispenser buat pendingin NOC ? opo pemanas NOC (dipenser murahan)

  1. wahyoo berkata:
    8 October 2007 pada 9.59 am

komentare sadis2 rek hahaha, tapi asli semrawut sekali huahaha

  1. keny berkata:
    15 November 2007 pada 8.01 pm

waduhhhhhhhhhh,,,tuw kabel kusut bener dah,
kaya mukanya yg bikin,,,hahaha
jangan d masukin dlm hati yaaaa

  1. Nicky berkata:
    18 November 2007 pada 9.22 am



bisa kaga fastnet ganti ip? jadi kita mau gantin ip kita tapi tidak harus dengan tlp ke fastnet minta clear host.. gmn?

  1. Rahardianto Seno berkata:
    20 November 2007 pada 10.52 am

#Mas Nicky,
IP public yang diberikan server DHCP fastnet itu automatically released, jadi tidak bisa diganti sendiri

  1. Yudhi berkata:
    26 November 2007 pada 5.36 pm

Mas Seno,
Mo tanya, saya jg pengguna Fastnet 384 di daerah Kebayoran Baru. Saya ingin tahu, apakah speednya kalo malam hari (hari kerja) dan hari Sabtu dan Minggu. menurun 50%? Soalnya di tempat saya begini keadaannya, sudah laporan ke CS tapi belom ada follow-upnya. Thanks ya.

  1. Rahardianto Seno berkata:
    26 November 2007 pada 9.47 pm

#Mas Yudhi,

Seharusnya kita tidak bisa berharap banyak pada koneksi murah seperti ini. Laporan ke CS tentu saja tidak akan mendapat follow-up apapun, karena memang ini kondisi normal. Mungkin memang kapasitas bandwidth pada saat itu sedang penuh.

Sabar saja lah…selama lebih kenceng daripada telkomnet

Tapi saya mungkin cukup beruntung, speed hampir selalu stabil

  1. Yudhi berkata:
    27 November 2007 pada 2.58 pm

Iya sih, kalo dibanding telkomnet yg slow dan mahal, memang masih lebih oke Fastnet… cuma saya ngiri sama org yg bisa dapat full speed almost all the time kayak mas Seno. Mungkin tetangga saya ada yg maniak download jg kayak saya

  1. Agus Dani berkata:
    13 December 2007 pada 1.35 pm

Kenapa gak share langsung aja dari router wifi ? Gak perlu repot setup PC lagi utk share.
Saya sudah coba pake router LinkSys dan Asus bisa berhasil.

  1. sweetcherry berkata:
    14 December 2007 pada 7.29 am



sy udah make fastnet…setelah dipasang memang tidak ada kendali..
tapi saat di share make wingate kok gak bisa2??
apa fast net gak bisa kerjasama ama wingate buat sharing??

  1. Rahardianto Seno berkata:
    15 December 2007 pada 9.27 am

# Mas Agus Dani,
Sekarang harga router sendiri berapa? Kalo bisa gratis, kenapa ngga?

# Mas/Mbak Sweetcherry,
Mungkin ada yang salah di konfigurasi pc router atau di wingate

  1. MuH berkata:
    27 January 2008 pada 9.27 pm

bos,gw baru langganan fastnet yang 768kbps,mo gw share ke laptop gw.cara paling enak n murah gmana y?boleh wireless boleh kabel,tapi kalo bisa sih wireless…
tolong juga tulis router merk n seri apa yang harus gw beli,skalian cara instalasi n settingannya juga y….

kasi jawabannya boleh lewat email..

thanks before…

  1. aryo berkata:
    18 February 2008 pada 11.32 am

kalo hub ke fast ehernet dilepas trus dikembalikan ke port hub yang lain perlu diset ulang ga?

  1. Rahardianto Seno berkata:
    19 February 2008 pada 10.59 am

#Mas Aryo,

Tidak perlu diset ulang kok

  1. nashroel berkata:
    2 April 2008 pada 10.19 am

Mas, mo numpang tanya neh…
Saya kan share koneksi internet pake internet connection sharing (ics) bawaan windows xp.. saya dah bisa browse lewat 2 pc. Nah, trus beberapa hari ini (2-3 hari) saya gak browsing..dan begitu saya coba browsing hari ini, saya liat ip nya dah berupa dan pc klien gak bisa ngakses internet sekarang…status di networknya cuman trying to aquire ip address…(lampu networknya blinking)
Apa ada pengaruhnya ya perubahan ip di host computer dengan koneksi di pc klien dalam ics… ??


Trus, kira-kira gimana ya solusinya supaya komputer klien bisa ngakses internet lagi
Thanks sebelumnya.

  1. dd berkata:
    22 April 2008 pada 12.28 am

Mas Seno,

Kocak tulisannya.. hahah…

Mo nanya,
saya juga pasang fastNet 768 kpbs. Cable modem dikasih pinjam oleh fastNet, SB5120.

Dari cable modem keluar ke komputer nic.
Di komputer terbuka port-port tertentu, misalnya remote desktop.

Saya ngga bisa konek dari luar untuk masuk ke remote desktop komputer (lokal). Gimana supaya bisa?

Trims.

  1. Bayu Lesmana berkata:
    2 May 2008 pada 11.32 am

Mas Seno, sebelumnya salam kenal. Saya pasang Fastnet juga yang 384, lumayan speednya. Masalahnya saya pingin bisa pake di notebook dan PDA yang notabene ada wifinya. Ada saran dari teknisi yang waktu itu masang, tinggal langsung beli alat wifinya aja, colok langsung bisa di share, apa bener semudah itu? Kalau iya, ada referensi alat wifi yang murah meriah tapi nggak jelek2 banget?

Thanks mas
bylesmana

  1. Rahardianto Seno berkata:
    17 May 2008 pada 11.53 pm

#Mas Nashroel,
Itu kemungkinan salah setting di PC client, IP di-set menggunakan DHCP. Solusinya, IP PC client di-set static saja, dengan range 192.168.0.2 - 192.168.0.254.

#Mas dd,
Coba gunakan Dynamic DNS, misalnya solusi gratisan dari http://www.dyndns.com/

#Mas Bayu Lesmana,
Solusi yang mudah dan (cukup) murah, bisa menggunakan router wifi misalnya Linksys WRT54G/GL/GS/GC, Corega, dll. Settingnya cukup mudah, ada wizard-nya. Harga <>




FOLDER-FOLDER DI LINUX

Juli 27, 2007 in Linux, Ubuntu Linux


Di bawah ini tulisan yang saya terjemahkan dari seorang kontributor di majalah online Full Circle edisi 1 yang bernama ArsGeek. Tulisan aslinya bisa di-download dari majalah komunitas Ubuntu ini. Ini tautannya: klik.

—————————————————————————-

STRUKTUR DIREKTORI

Salah satu dari masalah-masalah yang paling sering terjadi saat memulai oleh para pengguna pemula Linux adalah di manakah “benda-benda” (file-file--penerj) disimpan. Struktur direktori Linux bisa terlihat aneh saat awalnya, terkhusus bagi para pengguna Windows.

Di bawah ini daftar penjelasan singkat dari direktori-direktori besar dan apa saja kegunaan mereka.

/ (garis miring di depan)
Ini adalah “root-directory”. Sang kapal induk. Sang halaman rumah. Hanya satu dan sang direktori teratas untuk komputer Anda. Semuanya, dan yang saya maksud SEMUANYA berawal dari sini. Ketika Anda mengetik ‘/home’ yang sesungguhnya Anda katakan adalah “mulai dari / dan lalu pergi ke direktori home.”

/root
Ini adalah tempat tinggal root-user. Sang root-user adalah “tuan” dari sistem Anda. Root dapat mengerjakan apa saja, mengatasi dan mencakup penghapusan filesystem Anda. Jadi berhati-hatilah menggunakan root.

/bin
Di sini adalah tempat tinggal program-program “peralatan” linux standar Anda (jenis read/baca)– benda-benda seperti “ls” dan “vi” dan “more”. Secara umum direktori ini adalah termasuk dalam jalur Anda. Yang dimaksudkan di sini adalah jika Anda mengetik ‘ls’, /bin adalah salah satu dari tempat-tempat yang akan dilihat oleh shell (program terminal Anda—
penerj) apabila ‘ls’ mempunyai arti tertentu.

/etc
Di sini adalah tempat tinggal administrasi dan alat-alat konfigurasi sistem. Sebagai contoh, bila Anda menginstalasi samba, dan Anda ingin untuk memodifikasi file-file konfigurasi samba, Anda akan menemukan mereka di dalam /etc/samba .

/dev
Di sini tempat tinggal file-file yang mengendalikan berbagai peripheral (hardware). Bercakap-cakap dengan printer? Komputer Anda melakukannya dari sini. Hal yang sama kepada penggerak disk, peralatan USB, dan peralatan lainnya.

/home
Di sini tempatnya data-data Anda disimpan. File-file konfigurasi yang khusus untuk (account) para user ‘pengguna’, folder-folder Desktop Anda (yang mana membuat desktop Anda menjadi seperti itu), dan data apa pun yang berkaitan dengan (account) user Anda. Masing-masing pengguna akan mempunyai folder /home/nama_user milik mereka masing-masing, terkecuali root-user.

/tmp
Ini adalah folder temporary ’sementara’. Bayangkan hal itu sebagai direktori coretan untuk sistem Linux Anda. File-file yang tidak akan diperlukan oleh program-program, saat mereka digunakan sekali atau dua kali ditaruh di sini. Banyak sistem-sistem Linux mensetting untuk menghapus folder /tmp secara otomatis dengan jeda waktu tertentu, jadi jangan taruh file-file apapun yang ingin Anda jaga di sini.

/usr
Di sini adalah tempat di mana Anda akan menemukan program-program utilitas ekstra yang tidak cocok ditempatkan di bawah /bin atau /etc. Hal-hal seperti permainan, utilitas printer, dan apa saja yang selain itu. /usr terbagi ke dalam kelompok-kelompok seperti /usr/bin untuk program-program, /usr/share untuk data bersama seperti file-file suara or ikon-ikon, /usr/lib untuk kode-kode pustaka (library) yang tidak bisa dijalankan secara langsung tetapi penting untuk menjalankan program-program. Package-manager Anda menjaga benda-benda di dalam /usr untuk Anda.

Ada sedikit direktori lain yang mungkin Anda biasa menemukannya.

/opt
Di sini adalah tempat ditaruhnya “peralatan” opsional. Mencoba Firefox versi beta terbaru? Install-lah benda itu di /opt tempat Anda bisa menghapusnya tanpa mempengaruhi settingan-settingan yang lain. Program-program di dalamnya ini biasanya meninggalkan sebuah folder tunggal yang mengandung semua data mereka, library-library, dan sebagainya.

/usr/local
Ini adalah tempat sebagian besar software yang diinstall secara manual (bukan dengan package-manager Anda). Jalur ini (/usr/local) memiliki struktur yang sama sebagaimana /usr. Itu adalah ide yang bagus untuk membiarkan /usr untuk ditangani dengan package-manager Anda dan menaruh skrip-skrip buatan serta program-program (yang diinstall secara manual—
penerj) ke dalam /usr/local, selama tidak ada yang penting untuk tinggal secara normal di /usr/local.

/media
Beberapa distro menggunakan folder ini untuk mount ‘mengaitkan’ hardware seperti penggerak USB disk, CD, atau DVD dan filesystem lainnya.

Sekarang Anda bisa memutuskan sendiri satu langkah lebih dekat untuk menjadi pengguna Linux yang ahli. Direktori-direktori ini, yang saat awalnya sedikit membingungkan, akan menjadi tabiat Anda yang kedua, setelah sedikit pemakaian.

——————————————————————

Saya menambahkan, Anda bisa membaca pengetahuan tambahan dari halaman situs: InfoLINUX ini. Isinya tentang administrasi sistem. #samosir.wordpress.com

How to convert CHM files under Linux

CHM files, known as Microsoft Compressed HTML Help files, are a common format for eBooks and online documentation. They are basically a collection of HTML files stored in a compressed archive with the added benefit of an index.

Under Linux, you can view a CHM file with the xchm viewer. But sometimes that’s not enough. Suppose you want to edit, republish, or convert the CHM file into another format such as the Plucker eBook format for viewing on your Palm. To do so, you first need to extract the original HTML files from the CHM archive.

This can be done with the CHMLIB (CHM library) and its included helper application extract_chmLib.

In Debian or Ubuntu:

$ sudo apt-get install libchm-bin
$ extract_chmLib book.chm outdir

where
book.chm is the path to your CHM file and outdir is a new directory that will be created to contain the HTML extracted from the CHM file.

In other Linuxes, you can install it from source. First download the libchm source archive from the above website. I couldn’t get the extract_chmLib utility to compile under the latest version 0.38, so I used version 0.35 instead.

$ tar xzf chmlib-0.35.tgz
$ cd chmlib-0.35/
$ ./configure
$ make
$ make install
$ make examples

After doing the “make examples“, you will have an executable extract_chmLib in your current directory. Here is an example of running the command with no arguments and the output it produces:

$ ./extract_chmLib
usage: ./extract_chmLib

After running the utility to extract the HTML files from your CHM file, the extracted files will appear in . There won’t be an “index.html” file, unfortunately. So you’ll have to inspect the filenames and/or their contents to find the appropriate main page or Table of Contents.

Now the HTML is yours to enjoy!

Resources

I got help in writing this article from here and here.

This entry was posted on Sunday, September 24th, 2006 at 0630 UTC and is filed under Palm, Tech, Ubuntu. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can skip to the end and leave a response. Pinging is currently not allowed.

24 Responses to “How to convert CHM files under Linux”

  1. arnuld Says:
    September 27th, 2006 at 0930 UTC

thanks, it really help me to get out of rut

  1. Ray Says:
    October 1st, 2006 at 2134 UTC

Thanks!

  1. pubcra Says:
    October 25th, 2006 at 1422 UTC

I found that the chm extrator breaks often links. It extracts for a Windows filesystem where lower and upper case are the same. In linux, this breaks of course. Hence, this little perl script to fix it by adding Syslinks. I used it to make links in the Perl Best practices book:

#!/usr/local/perl

use strict;
use warnings;

chdir $ARGV[0] or die “$!”;
my @html_files = glob(”*.html”);

foreach (@html_files) {
my $new_name = $_;
$new_name =~ s/(.+)\.html/\U$1\E.html/; #put file name in capitals
$new_name =~ s/(PERLBP)(.+)/\L$1\E$2/; #put perlb in lower case
symlink $_, $new_name;
}

  1. srbanator Says:
    November 21st, 2006 at 2316 UTC

thankx a lot for the tip

now i can convert chm2html on terminal, a then read it with lynx !

  1. Dario Cesar Says:
    November 28th, 2006 at 2336 UTC

I’ve allways said that mad people is wiser than the so called “sane people”.

Thank you a lot for this article!

  1. Darren Says:
    December 9th, 2006 at 0536 UTC

Hey, thanks everyone for your comments. This chm conversion problem always bugged me, and Google wasn’t helping me too much. But when I finally found the right resources to help me, I decided to write it up so others could find out how to do this too. I’m glad I could help.

  1. Anator Says:
    January 6th, 2007 at 0521 UTC

I tried to install chmlib-0.38 but when I couldn’t get it to work went for 0.35, everything went o.k untill when I tried to run the extract_chmLib.
It gives the following errors.
——————————————————————————-
./extract_chmLib: error while loading shared libraries: libchm.so.0: cannot open shared object file: No such file or directory
——————————————————————————-
Please help me if possible.

Thanks in advance

  1. jacobite Says:
    February 20th, 2007 at 1946 UTC

Is there anything in Linux that will do the reverse? ie; convert a bunch of HTML files to chm?

  1. unikuser Says:
    February 21st, 2007 at 1456 UTC

There is a more easy method that one specified here.
Open kchmviewer or install it (apt-get install kchmviewer)
File->Extract chm content … and select folder you want it to be extracted and you are done

  1. diafanos Says:
    March 11th, 2007 at 1219 UTC

great tool….

And then you can use htmldoc (install from Synaptic) to convert it to pdf.
Really useful to create a pdf e-book

  1. Gabriel Says:
    March 22nd, 2007 at 0356 UTC

I got 0.39 to work on FC5 by passing the –enable-examples option to ./configure.
So, run it like this:
# ./configure –enable-examples
# make
# make install

No need to run “make examples” as ./configure –enable-examples takes care of that.

Make takes what ./configure had available. If you just do ./configure it runs plain, vanilla chmLib. However, by passing the examples option to ./configure, when make is run it puts examples in the program already. When make install is run, extract_chmLib is placed in your /usr/local/bin/ folder.

  1. gdunc Says:
    March 24th, 2007 at 1522 UTC

I’ve tried both methods mentioned here… CHMLIB (CHM library) and KChmViewer and both work equally well. (As you would expect since KChmViewer uses chmLib to extract the CHM files)

The only caveat I’d mention is that KChmViewer creates files that seem to be about 3 times larger than using chmLib alone. KChmViewer is a lot easier for those who might be afraid of the command line, but there is a price to pay.

  1. Jorge Says:
    April 9th, 2007 at 0418 UTC

Thank you for taking the time to write this article.

  1. Alias Says:
    June 21st, 2007 at 1420 UTC

I searched a method to extract chm files under Linux for a long time… so thank you very much !

  1. Bruno Salvino Says:
    July 6th, 2007 at 0115 UTC

Thank you so much for this information!

One of the most useful article I ever read!

  1. David Robinson Says:
    July 7th, 2007 at 1412 UTC

Many thanks for this advice. I’ve been looking for a quick & easy way to do this for quite a while.

  1. nemo.x Says:
    July 8th, 2007 at 1413 UTC

Cool tool! Thanks for all, who make it! OpenSource forever!

  1. Tomek Says:
    July 14th, 2007 at 1605 UTC

Thank You!

  1. Pat Tongco Says:
    July 28th, 2007 at 1914 UTC

I did not notice this tool sitting right there all of the time when I still use chm_http before mirroring the file using all the switches in wget nor pavuk you could possibly imagine, resulting in all kinds of trouble. Imagine doing all trouble the first day you learn to appreciate chm documents only to find out after SEVERAL YEARS that there is a better tool sitting right next to you. Thanks for the tip.

  1. mickro Says:
    December 23rd, 2007 at 1217 UTC

That’s nice but I need to extract the menu. Without it, it’s very hard to navigate into the extracted html files.

Anyone have an idea?

  1. enola Says:
    January 13th, 2008 at 2057 UTC

thank u very much for this one!
see u

(do not forget `life if too short for reboot` ;))

  1. John Hauser Says:
    February 16th, 2008 at 0253 UTC

if you need the “left side navigation index” provided by the CHM file and don’t want to mess with fixing broken links, try using archmage. it’s a different tool to use to turn CHM files back into html files.

http://archmage.sourceforge.net/

in Ubuntu all I had to do was “sudo apt-get install archmage”

to use it: archmage my.chm outdir

it created a “arch_contents.html” that reproduced the “left side navigation” in the CHM file

  1. Daniel Lelis Baggio Says:
    February 19th, 2008 at 0043 UTC

Thanks for the xchm!

  1. Morten Juhl-Johansen Zölde-Fejér Says:
    May 2nd, 2008 at 0700 UTC

Useful - thank you for the tips. Good to see that an older page keeps the ranking.


Install Ubuntu 7.10 ” Gutsy Ribbon” Dari USB Flash

Bagi yang ingin menginstall Ubuntu 7.10 tanpa CDROM bisa menggunakan USB FLASH sebagai alternatif, syaratnya PC harus support booting dari USB Port dan USB flash dengan kapasitas minimal 1 GB.

Untuk membuat USB bisa sebagai bootable di perlukan syslinux atau software pembuat bootable lainnya, saya menggunakan syslinux untuk membuat USB bootable karena aplikasinya sudah ada direpo ubuntu.

untuk install applikasi syslinux di ubuntu ( infonya syslinuxnya lihat disini ) bisa langsung dilakukan dari terminal konsole

$ sudo apt-get install syslinux mtools

Setelah proses installasi selesai kemudian mount USB, Biasanya partisi USB ada pada /dev/sdb atau /dev/sdb1, dan di mounting di dalam folder media dengan nama folder usb atau nama label USB tersebut, untuk melihat partisi harddisk dan USB bisa dengan cara :

$ sudo fdisk -l

untuk membuat USB Flsh bisa sebagai bootable dengan syslinux cukup mengetikan perintah ini pada terminal konsole

$ sudo syslinux -s /dev/sdb1

selanjutnya copy semua file yang ada di Live CD Ubuntu 7.10 “Gutsy Ribbon” ke dalam USB

$ sudo cp -rp /media/cdrom/* /dev/sdb1

Setelah proses copy file selesai, ubah nama folder isolinux menjadi syslinux, didalam folder syslinux ganti nama file isolinux.bin dan isolinux.cfg menjadi syslinux.bin dan syslinux.cfg.

Untuk Windows Download file syslinux dari sini , kemudian extrak ke dalam direktori C dengan nama syslinux.

Pada command promt windows masuk ke direktory c\:syslinux\win32, gunakan perintah berikut untuk membuat usb bisa sebagai bootable disk : syslinux -s F: ( asumsi usb drive di F ), kemudian copy semua file di Ubuntu 7.10 Live CD ke dalam USB, sebaiknya gunakan command xcopy /e /h /k d:\*.* f: (D sebagai CDROM).

Selanjutnya USB flash sudah bisa di gunakan sebagai penganti Ubuntu 7.10 Gutsy Ribbon Live CD.

This entry was posted on Friday, January 11th, 2008 at 22:25 and is filed under Article, Sharing. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

One Response to “Install Ubuntu 7.10 ” Gutsy Ribbon” Dari USB Flash

  • 1

udienz
April 8th, 2008 07:42

wah ada typo kayaknya
sed -e 's/[Gg]utsy [Rr]ibbon/Gutsy Gibbon/g'

CMIIW